BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk
mendekati sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998: 25)
bahwa, “pendekatan pembelajaran diartikan
model pembelajaran”.
Sedangkan pembelajaran menuzut H.J. Gino
dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran
atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru
untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor
ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa,
“pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu
kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana
peserta didik mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan
pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan
proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat
Wahjoedi (1999 121) bahwa,
“pendekatan pembelajaran adalah cara
mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif
melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara
optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran
merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.[1]
B. Macam-macam
Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar
Ada beberapa pendekatan yang
diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai
masalah dalam kegiatan belajar mengajar, terutama dalam
pembelajaran akidah akhlak diantaranya :
1.
Pendektan
individual
Setiap peserta didik memiliki keunikan tersendiri,
itulah yang membuat cara berprilaku dan cara belajarnya berbeda. Sehingga
sebagai guru tidak boleh menyamakan antara satu dangan yang lain. Sehingga anak yang mungkin aktif
dikelas tidak bisa dianggap lebih pandai dari anak yang pendiam, terlebih dalam
pembelajaran aqidah akhlak.
Pembelajaran
akidah akhlak bukan berupa pengetahuan saja, namun yang terpenting adalah
pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga guru harus teliti dalam
memperhatikan perkembangan pemahaman anak didiknya. jadi
pendekatan individual adalah pendekatan yang
dilakukan guru dengan memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek
individual masing-masing.
2.
Pendektan
Kelompok
Pendekatan kelompok
memang suatu saat diperlukan dan digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik
adalah sejenis makhluk homo socius yaitu makhluk yang cenderung untuk
hidup bersama.
Dengan penekanan pendekatan
kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembang kan rasa sosial yang tinggi
pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa
egois yang ada pada diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial di kelas. Dan mereka sadar bahwa hidup ini saling
ketergantungan, tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri
tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau
tidak disadari.
Jadi
pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru
dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina
sikap kesetiakawanan sosial. Misalnya anak didik dibiasakan hidup
bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa
dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas
mau membantu mereka yang kekurangan.
3.
Pendektan
Edukatif
pendekatan
edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru
terhadap peserta didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik
peserta didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma
sosial dan norma agama.
Pendekatan
ini sangat penting dalam pembelajaran aqidah akhlak, karena pendekatan ini
adalah merupakan pembiasaan terhadap guru dan peserta didik, telebih untuk mata
pelajaran akidah akhlak yang berisi nilai-nilai moral dan kepercayaan. Guru
bisa memulai pendekatan edukatif dengan pembiasaan-pembiasaan, misalnya ketika
bertemu guru mengucapkan salam dan mengajak bersalaman, begitupun ketika hendak
berpisah.[2]
4.
Pendekatan
fungsional
Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang
dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang
didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk
kepentingan hidupnya. Dengan begitu, maka nilai ilmu sudah fungsional di
dalam diri anak.
Pendekatan fungsional
yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut.
Diperlukan metode-metode yang perlu dipertimbangkan untuk memperlancar ke arah
tersebut , antara lain dengan metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya
jawab dan demonstrasi.
Jadi pendekatan
fungsional adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid
dengan mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidup
anak didik.
5. Pendekatan Pengalaman.
Experience is the best teacher,
pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman
adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun. Belajar
dari pengalaman adalah lebih baik dari pada sekedar bicara dan tidak pernah
berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan kegiatan
fisik.[3]
Meskipun pengalaman diperlukan
dan dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat
mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik jika guru tidak
membawa anak ke arah tujuan pendidikan. Ciri-ciri pengalaman yang
edukatif adalah berpusat pada satu tujuan yang berarti bagi anak,
interaktif dengan lingkungan dan menambah integrasi anak.
Betapa tingginya nilai
pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman itu bagi
perkembangan jiwa anak, sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai
suatu pendekatan.
C.
Pendekatan Yang Sesuai Dalam Materi
Pembelajaran Akidah Akhlak
no
|
Jenis pendekatan
|
Materi pelajaran
|
1
|
Pendekatan
individual
|
Akhlak
terpuji (siddiq)
|
2
|
Pendekatan
kelompok
|
Akhlak
kepada teman (adad bergaul dengan teman sebaya)
|
3
|
Pendekatan
fungsional
|
Hormat
dan patuh
|
4
|
Pendekatan
edukatif
|
Kalimat-kalimat
tayyibah (arti salam)
|
5
|
Pendekatan
pengalaman
|
Kesalahan
dan dosa
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengajar, pendidik harus pandai menggunakan
pendekatan secara aktif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan
menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu
pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi
pendekatan yang pendidik ambil dalam
pengajaran
Pendidik yang memandang anak didik sebagai
pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik
yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan
dalam segala hal. Maka adalah penting untuk meluruskan pandangan yang keliru
dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi
bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa
pendekatan dalam proses belajar
mengajar. Terutama dalam pembelajaran akidah akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
- Jamarah,
Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
- syah
Darwyn, dkk, Perencanaan System Pengajaran
Pendidikan Agama Islam gaung persada pres, Jakarta: 2007
- Sastrawijaya
Tresna, ”Pengembangan Program
Pengajaran“. PT.Rinaka cipta, Jakarta : 1991
[1] Drs.
Darwyn syah, M.Pd dkk, Perencanaan System
Pengajaran Pendidikan Agama Islam (gaung persada pres, Jakarta: 2007)hal.57
[2]
Tresna sastrawijaya,”Pengembangan Program
Pengajaran“. (PT.Rinaka cipta, Jakarta : 1991), hal 14
[3]
Jamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.